Ada begitu banyak figur yang bisa dicontoh di negeri ini. Beberapa di antaranya dicontoh karena kekayaannya. Beberapa lagi karena kecerdasannya. Ada juga yang diteladani karena keberaniannya. Nah, sosok yang akan saya angkat dalam tulisan ini adalah Dahlan Iskan, Menteri BUMN yang juga CEO Jawa Pos yang terkenal karena sudah pernah sakit hati yang benar-benar membuatnya harus “ganti hati”. Kira-kira apa sih yang bisa kita contoh dari seorang Dahlan Iskan? Khususnya bagi Anda yang berprofesi sebagai seorang pengusaha. Yuk temukan jawabannya.
Ada begitu banyak faktor yang akan membuat Anda menyukai, sekaligus membenci, Pak Dahlan. Tapi bagi saya yang hobi menulis, alasan utama saya menyukai beliau adalah karena tulisan-tulisan beliau dalam “Catatan Dahlan Iskan”. Sepanjang pengalaman saya menjadi seorang pembaca koran cetak, Rubrik Catatan Dahlan Iskan (CDI) biasanya bisa saya jumpai di surat kabar yang masih satu grup dengan Jawa Pos. Tapi itu dulu, sewaktu saya masih merantau di Yogyakarta. Sekarang, saat merantau ke Gorontalo, saya tetap menikmati Catatan Dahlan Iskan, tapi tidak melalui koran, melainkan via sebuah blog dengan url cerdas; http://dahlaniskan.wordpress.com/.
Melalui blog ini, saya tetap bisa memantau semua konten CDI secara gratis. Baik secara online dengan mengunjungi situsnya langsung maupun secara offline menggunakan Snarfer yang bisa melahap RSS Feed yang disediakan oleh situs ini. Jadi, apa hubungan Catatan Dahlan Iskan dengan para pengusaha muslim?
Karena Isinya.
Semua konten dalam Catatan Dahlan Iskan umumnya adalah cerita dari seorang rekan kerja sekaligus pimpinan tentang prestasi-prestasi serta kiprah anak buahnya di lapangan. Di samping itu, dalam CDI juga Pak Dahlan tidak lupa menyebarkan kredo “Manufacturing Hope” andalannya. Sebuah frasa yang beliau gunakan untuk membangun asa bangsa ini untuk terus berkiprah di tengah persaingan global walau realita terkadang terlalu sulit untuk dijalani.
Untuk memanasi otak Anda dengan kredo “Manufacturing Hope” ini, saya sarankan Anda untuk mengunjungi sekaligus menikmati tulisan yang berjudul “Membuat Pertamina Tidak Diejek-ejek Sepanjang Masa” Dalam tulisan tertanggal 1 April 2013 ini, sang CEO BUMN menyampaikan kebahagiaan, kesedihan, sekaligus harapannya atas kiprah Pertamina kini dan yang akan datang. Dahlan bahagia karena PT Pertamina mampu meraih laba terbesar sepanjang sejarah perusahaan, yakni 25 Triliun Rupiah. Tetapi juga sedih karena laba ini hanya 15% dari laba Petronas yang mencapai 160 Triliun. Sebagai solusinya, Dahlan memberikan kita sebuah harapan alias hope untuk mengatasi ketertinggalan ini, yakni dengan mengelola Blok Mahakam secara mandiri. Solusi ini, seperti kata Dahlan Iskan, memungkinkan Pertamina untuk meraih laba hingga 171 Triliun pada tahun 2018. Sebuah nominal yang fantastis untuk empat tahun masa penantian.
Memuji prestasi dan strategi anak buah
Dalam tulisan “Cum Laude Melalui Clearing House Model Ketut“, Dahlan Iskan menceritakan dengan apik terobosan besar yang hendak dilakukan oleh CEO PT Pos Indonesia di masa depan, yakni dengan cara membangun apa yang disebut “Plaza Pos Indonesia”. Proyek ini, menurut Dahlan, merupakan sebuah inovasi besar bila memang berhasil dieksekusi. Bila sukses, PT Pos Indonesia digadang-gadang akan menjadi salah satu pemain penting di kancah e-commerce Indonesia yang memang sedang dalam musim seminya. Berhati-hatilah wahai Toko Bagus dan Kaskus!
Sebagai seorang pembaca, saya terkadang bermimpi, alangkah asyiknya kalau punya pimpinan seperti Dahlan Iskan yang tidak hanya jago marah dan membanting kursi, tetapi juga pandai menuturkan aksi-aksi cemerlang anak buahnya di lapangan. Uniknya, dalam bertutur pun Pak Dahlan memang tidak serampangan asal bunyi. Dalam setiap tulisannya, beliau selalu mencoba untuk menguraikan sejarah singkat asal mula sebuah persoalan yang dihadapi oleh anak-anak buahnya sebelum masuk ke bagian solusi yang penuh pengharapan.
Anda bisa meniru kalau mau
Kalau Anda adalah seorang dirut dari sebuah perusahaan, entah kecil atau besar, yang memiliki anak buah, entah sedikit entah banyak, maka apa yang sudah dilakukan Dahlan Iskan melalui CDI-nya bisa Anda tiru sekarang juga. GPL alias gak pake lama. Untuk membuat CDI versi Anda sendiri, Anda hanya memerlukan laptop atau PC plus koneksi internet. Sesuatu yang acap dimiliki oleh Anda yang memegang jabatan sebagai pimpinan. Sementara untuk platform publishing, Anda bisa menggunakan WordPress atau Blogger yang bisa dipakai secara gratis.
Tapi bagaimana kalau Anda adalah seorang dirut atau pimpinan yang gaptek (gagap teknologi) atau bahkan butek (buta teknologi)? Gampang, Anda bisa menuliskan CDI versi Anda di secarik kertas dengan bantuan pena atau pensil yang selanjutnya akan diolah oleh staf IT di kantor Anda. Dengan kata lain, Anda buat versi kertasnya, biar staf Anda yang menerbitkannya di internet.
Nah kalau menulis juga tidak bisa bagaimana? Tidak usah takut, rekam penuturan Anda menggunakan smartphone lalu unggahlah berkas audionya ke blog Anda. Sederhana toh? Bukankah pemimpin yang tidak jago menulis biasanya jago bicara? Betul tidak? Hehehehe … selamat mencontoh. Semoga berhasil.
“Pesimisme perorangan adalah hak, tapi pesimisme masal bisa membawa kehancuran.” by Dahlan Iskan
Desa Huidu, Limboto Barat, Senin 15 Juli 2013, 3:01 AM.
Artikel ini . Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening: 8610185593 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
- Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur